Judul Makalah | : Kemu'zizatan Al-Qur'an |
---|---|
Bidang Studi | : Agama Islam |
Penyusun Makalah | : N/A |
Secara langsung baik Al-Qur’an maupun Hadits Nabi Saw, tidak ada yang menyinggung masalah mukjizat. Istilah mukjizat belum terdengar sejak era kenabian hingga era sahabat. Istilah ini baru muncul pada masa-masa kodifikasi ilmu-ilmu agama (khususnya ilmu akidah atau ilmu kalam), sekitar akhir abad ke-2 H dan permulaan abad ke-3 H. Oleh karenanya Al-Qur’an ketika menceritakan suatu mukjizat sebagai bukti dari kebenaran ajaran yang dibawa seorang nabi tidak menggunakan kata (al-mu’jizah), melainkan dengan menggunakan kata-kata yang lain, seperti kata (al-ayah) sebagaimana yang terdapat dalam ayat berikut ini:
“Mereka bersumpah denagn anama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa sungguh jika datang kepada mereka suatu mukjizat, pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah: “Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanya berada disisi Allah”. Dan apa yang membaritahukan kepadamu apabila mukjizat datang, mereka tidak akan beriman ?” (QS. Al-An’am(6): 109)
Kata Al-Bayyinah juga menjadi alternatif lain yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjukan makna mukjizat, sebagaiman yang terlihat pada ayat:
“Sesungguhnya telah datang bukti yang yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu.” (QS. Al-A’raf (7): 73).
Al-Bayyinah sendiri bermakna petunjuk atau tanda (al-dilalah), baik yang kasat mata (al-hissi) maupun yang berupa nalar (al-aqli). Terkadang pula Al-Qur’an menggunakan kata (al-burhan) untuk mengungkapkan kata mukjizat, seperti yang terdapat pada ayat:
“Maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan) kepada firaun dan pembesar-pembesarnya. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Al-Qashash (28): 32).
Arti dari al-burhan adalah penjelasan bagi suatu hujjah (bukti). Al-Burhan lebih kuat kedudukannya dari pada penggunaan kata-kata yang lainnya dalam menunjukan makna mukjizat. Hal ini dikarenakan kata al-burhan mengandung makna memaksakan atau mengharuskan terhadap sebuah pembenaran. Kata lain yang digunakan Al-Qur’an dalam mengungkapkan sebuah mukjizat adalah (al-sulthan), seperti yang terdapat dalam ayat:
“kamu menghendaki untuk menghalang-halangi (membelokan) kami apa yang selalu disembah nenek moyang kami. Oleh karena itu, datangkanlah kepada kami bukti yang nyata.”(QS. Ibrahim (14): 10).
KLIK 2X link download agar link download tidak error/404.